0
Indonesia – Australia Semakin Memanas
Posted by Unknown
on
10:30 AM
Mendengar informasi yang masih hangat terhadap aksi penyadapan yang dilakukan Australia terhadap Handphone orang nomor 1 di Indonesia dan beberapa petinggi di Indonesia baru baru ini, saya sangat setuju dengan apa yang dilakukan oleh pihak Australia.
Kenapa?
Karena dengan adanya informasi seperti ini, kita harusnya sadar betapa pentingnya keamanan informasi di negara ini. Tentunya jika kita melihar dari kacamata orang awam.
Bagaimana jika kita melihat dari sisi pelaku?
Menurut dugaan, pada Jumat, hacker Australia balas dendam pada hacker Indonesia yang berhubungan dengan jaringan global Anonymous cyber-activist, meluncurkan tembakan pertama mereka minggu lalu, yang meng-hack situs Australian Secret Intelligence Service (ASIS) antara tanggal 8 dan 11.
Hacker Indonesia, kelompok yang tergabung di bawah Anonymous Indonesia, menyatakan bahwa hacker Australia meng-hack beberapa situs Indonesia, termasuk perusahaan penerbangan nasional Garuda Indonesia, pada Jumat.
“Ada berita dari Anon Australia [kelompok hacker Australia] menyatakan telah meng-hack situs Garuda Indonesia, tetapi hanya untuk pembocoran database. Kenapa? Karena mereka tidak bisa menemukan halaman admistrasi untuk upload file akan yang dirusakkan”, ujar mereka pada akun twitter @anon_indonesia.
Direktur Marketing Garuda Indonesia, Erik Meijer mengakui bahwa situs dibuat down oleh para hacker.
“Untuk menhindari masalah pada situs kami dan untuk keamanan data perusahaan, kami menutup semua akses [ke situs]. Penutupan sementara dimaksudkan untuk memastikan keamanan pengguna”, ujar ia.
Akses ke situs Garuda belum pulih sampai Sabtu sore.
Meijer mengatakan bahwa dia tidak tahu siapa yang meluncurkan serangan, dimana perusahaan tidak bisa melacak siapa pelakunya. Disamping penyerangan pada situs Garuda, beberapa situs Indonesia, termasuk diantaranya perusahaan bandar penerbangan milik negara, PT Angkasa Pura dan institusi pendidikan juga menjadi korban penyerangan.
Disamping itu, hacker Australia menyangkal dalam keterlibatan aktivitas hacking tersebut. Mereka mengatakan bahwa mereka tidak menulis surat ancaman tersebut pada situs yang di-hack dimana yang ditulis dengan Bahasa Inggris yang buruk, dan mereka tidak pernah menyerang situs pendidikan.
“Seseorang mencoba untuk membuat masalah kepada kami”, pernyataan Anonymous Australia pada pastebin.com.
Juru bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika, Gatot Dewabroto mengakui pada Sabtu ada beberapa serangan perang cyber.
“Tetapi sejauh ini, [masalah] masih dapat dinetralisir”, ujarnya. Gatot mengatakan bahwa pecahnya perang dipicu oleh dugaan bahwa pemerintahan Australia telah memata-matai pemerintah Indonesia. “Fakta dari beberapa hacker Indonesia yang meng-hack situs Australia adalah refleksi dari kejengkelan dan kami mengerti itu”, ujarnya.
Gatot menambahkan bahwa kementrian telah meminta para hacker Indonesia untuk tidak bertindak terlalu jauh karena akan mengakibatkan perang cyber dalam skala besar.
“Jika terjadi perang cyber dalam skala besar [antara dua Negara], maka kita merasakan dampak yang lebih besar karena keamanan cyber kami masih lemah dibandingkan Australia”, ujar ia.
Menanggapi serangan tersebut, hacker Indonesia membalas dengan memberikan ancaman di pastebin.com. Melihat hal ini, situasi perang cyber antara Indonesia dengan Australia semakin memanas saja.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring menyalahkan serangan karena hacker Indonesia, mengatakan bahwa hacking adalah kejahatan dan itu termasuk ke dalam pelanggaran hukum UU Teknologi Informasi.
Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso, bagaimanapun, mendukung serangan dengan mengatakan bahwa ia akan “melakukan penyatuan 1.000 hacker untuk melumpuhkan situs-situs Australia”.
sumber : ciso.co.id
Semoga bermanfaat,
Salam,
IT.
Kenapa?
Karena dengan adanya informasi seperti ini, kita harusnya sadar betapa pentingnya keamanan informasi di negara ini. Tentunya jika kita melihar dari kacamata orang awam.
Bagaimana jika kita melihat dari sisi pelaku?
Menurut dugaan, pada Jumat, hacker Australia balas dendam pada hacker Indonesia yang berhubungan dengan jaringan global Anonymous cyber-activist, meluncurkan tembakan pertama mereka minggu lalu, yang meng-hack situs Australian Secret Intelligence Service (ASIS) antara tanggal 8 dan 11.
Hacker Indonesia, kelompok yang tergabung di bawah Anonymous Indonesia, menyatakan bahwa hacker Australia meng-hack beberapa situs Indonesia, termasuk perusahaan penerbangan nasional Garuda Indonesia, pada Jumat.
“Ada berita dari Anon Australia [kelompok hacker Australia] menyatakan telah meng-hack situs Garuda Indonesia, tetapi hanya untuk pembocoran database. Kenapa? Karena mereka tidak bisa menemukan halaman admistrasi untuk upload file akan yang dirusakkan”, ujar mereka pada akun twitter @anon_indonesia.
Direktur Marketing Garuda Indonesia, Erik Meijer mengakui bahwa situs dibuat down oleh para hacker.
“Untuk menhindari masalah pada situs kami dan untuk keamanan data perusahaan, kami menutup semua akses [ke situs]. Penutupan sementara dimaksudkan untuk memastikan keamanan pengguna”, ujar ia.
Akses ke situs Garuda belum pulih sampai Sabtu sore.
Meijer mengatakan bahwa dia tidak tahu siapa yang meluncurkan serangan, dimana perusahaan tidak bisa melacak siapa pelakunya. Disamping penyerangan pada situs Garuda, beberapa situs Indonesia, termasuk diantaranya perusahaan bandar penerbangan milik negara, PT Angkasa Pura dan institusi pendidikan juga menjadi korban penyerangan.
Disamping itu, hacker Australia menyangkal dalam keterlibatan aktivitas hacking tersebut. Mereka mengatakan bahwa mereka tidak menulis surat ancaman tersebut pada situs yang di-hack dimana yang ditulis dengan Bahasa Inggris yang buruk, dan mereka tidak pernah menyerang situs pendidikan.
“Seseorang mencoba untuk membuat masalah kepada kami”, pernyataan Anonymous Australia pada pastebin.com.
Juru bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika, Gatot Dewabroto mengakui pada Sabtu ada beberapa serangan perang cyber.
“Tetapi sejauh ini, [masalah] masih dapat dinetralisir”, ujarnya. Gatot mengatakan bahwa pecahnya perang dipicu oleh dugaan bahwa pemerintahan Australia telah memata-matai pemerintah Indonesia. “Fakta dari beberapa hacker Indonesia yang meng-hack situs Australia adalah refleksi dari kejengkelan dan kami mengerti itu”, ujarnya.
Gatot menambahkan bahwa kementrian telah meminta para hacker Indonesia untuk tidak bertindak terlalu jauh karena akan mengakibatkan perang cyber dalam skala besar.
“Jika terjadi perang cyber dalam skala besar [antara dua Negara], maka kita merasakan dampak yang lebih besar karena keamanan cyber kami masih lemah dibandingkan Australia”, ujar ia.
Menanggapi serangan tersebut, hacker Indonesia membalas dengan memberikan ancaman di pastebin.com. Melihat hal ini, situasi perang cyber antara Indonesia dengan Australia semakin memanas saja.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring menyalahkan serangan karena hacker Indonesia, mengatakan bahwa hacking adalah kejahatan dan itu termasuk ke dalam pelanggaran hukum UU Teknologi Informasi.
Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso, bagaimanapun, mendukung serangan dengan mengatakan bahwa ia akan “melakukan penyatuan 1.000 hacker untuk melumpuhkan situs-situs Australia”.
sumber : ciso.co.id
Semoga bermanfaat,
Salam,
IT.
Post a Comment